Laporan Akhir 2 Modul 3
1. Jurnal [kembali]
2. Alat dan Bahan [kembali]
Alat
2. Bahan
a. IC 74LS90
Gambar 3. IC 74LS90
b. IC 7493
c. Power DC
Gambar 8. Rangkaian Asynchronous Binary Counter
Gambar 10. Rangkaian Proteus Asynchronous Binary Counter Percobaan 2b
Pada IC 74LS90, kaki CKA terhubung ke clock untuk mengatur keluaran Q0, sedangkan kaki CKB terhubung ke clock untuk mengatur keluaran Q1, Q2, dan Q3.
Percobaan 2a menunjukkan bahwa CKA dan CKB menerima input dari clock.
Kaki R0(1) dan R0(2) memiliki logika 0, dan kaki R9(1) dan R9(2) memjliki logika 0 dan 1. Akibatnya, output Q akan mengalami counter bilangan desimal, yang dapat dilihat pada LED yang menyala secara acak.
Untuk percobaan 2b, kami menggunakan rangkaian Asyncronus, yang membuat kaki CKB menerima input dari output kaki CKA. Akibatnya, nilai CKB tergantung pada nilai CKA di IC 74LS90.
Namun, kaki reset R0 dan kaki set R9 mempengaruhi bagaimana keluaran Q berubah, sehingga nilai yang dihasilkan berbeda.
Untuk percobaan 2b, kami menggunakan rangkaian Asyncronus, yang membuat kaki CKB menerima input dari output kaki CKA. Akibatnya, nilai CKB tergantung pada nilai CKA di IC 74LS90.
Namun, kaki reset R0 dan kaki set R9 mempengaruhi bagaimana keluaran Q berubah, sehingga nilai yang dihasilkan berbeda.
Pada IC 7439, inputan A kaki CKA terhubung ke clock untuk mengatur output Q0, sedangkan inputan B kaki CKB terhubung ke clock untuk mengatur output Q1, Q2, dan Q3.
Pada percobaan 2a, CKA dan CKB masing-masing menerima input dari clock. R0(1) dan R0(2) masing-masing berlogika 1 dan 0. Inilah yang menyebabkan keluaran Q mengalami counter secara tidak berurutan dari 0000-1111, yang hasilnya dapat dilihat pada lampu LED.
Dalam percobaan 2b, rangkaian Asyncronus digunakan. Di sini, CKB menerima input dari output CKA, sehingga nilai CKB tergantung pada nilai CKA IC 74LS90.
















Tidak ada komentar:
Posting Komentar